Minggu, 10 Juni 2012

Riwayat Singkat Seorang Pemusik, Mengapa?


concert program book


Sebenarnya hanya sekedar terlintas di kepala, tapi mengapa hampir di setiap konser kita mendapat sebuah riwayat singkat si seniman tercetak, entah di buku acara atau pun di selebaran yang dibagikan. Pertanyaan yang muncul adalah apakah yang sebenarnya tersirat di balik riwayat si seniman yang tertera di atas kertas tersebut.
Jarang sekali kita melihat dibentangkannya riwayat pemusik saat pentas musik jenis lainnya. Lihat saja pagelaran musik pop dan rock, jarang sekali riwayat si pemusik ditampilkan atau pun dibagikan kepada khalayak penontonnya. Dan toh walaupun demikian konser-konser mereka tetap dipadati penonton.
Banyak yang menganggap menuliskan riwayat singkat adalah sebuah tradisi yang terus dijaga dalam sejarah musik klasik ataupun sebuah penghormatan kepada figur-figur yang berjasa dan bersinggungan dengan hidup si pemusik. Tapi nyatanya tanpa riwayat singkat pun, toh, pergelaran musik dapat terus berjalan. Lantas apa signifikansi menulis riwayat singkat dalam hampir setiap buku program?
Harus diakui bahwa musik klasik memiliki sejarah yang begitu panjang, pemusiknya di jaman sekarang selalu berusaha berhubungan dengan sebuah karya musik yang ditulis oleh orang lain dari jaman yang terpisahkan puluhan bahkan ratusan tahun. Selain sejarah yang panjang, musik jenis ini pun juga memiliki tradisi yang begitu panjang yang terhubung dengan tokoh-tokoh ratusan tahun lalu.
Mungkin inilah yang menjadi alasan mengapa pemusik klasik perlu menuliskan riwayat singkatnya. Kemungkinan besar memang berupa kerinduan ataupun kebutuhan si musisi untuk terhubung dengan sejarah dan tradisi yang panjang tersebut.
Tapi di sisi lain mungkin inilah inferiority complex yang mewabah dalam beberapa genre musik. Karena akan membawakan karya-karya yang tua dan mungkin tidak familiar, musisi sepertinya harus menunjukkan bahwa ia pun cukup paham, layak dan pantas membawakan musik-musik tersebut.
Membangun riwayat yang baik berarti juga membangun sebuah legitimasi akan keabsahan buah pikiran si pemusik. Dengan riwayat itu pula si pemusik berusaha memayungi dirinya dibawah panji besar ‘Tradisi Musik’ adiluhung, sehingga eksplorasi yang dilakukannya bisa dianggap benar dan otentik.
Mungkin itulah yang menjadi cermin besar mengapa musisi klasik dan kadang musisi jazz merasa perlu untuk menuliskan riwayat hidup mereka dalam sebuah buku acara.
Dan ini pulalah yang mungkin membedakan musisi klasik dan jazz dari genre lainnya. Mereka ini terkait begitu erat dengan tradisi yang begitu besar di belakang mereka, dan tentunya beban mereka juga untuk menjaga dengan baik tradisi itu. Mungkin riwayat singkat yang ditulis pada buku-buku acara ini jugalah yang meringankan beban  yang tertumpu di pundak mereka.

1 komentar: