Sebenarnya hanya sekedar terlintas di
kepala, tapi mengapa hampir di setiap konser kita mendapat sebuah
riwayat singkat si seniman tercetak, entah di buku acara atau pun di
selebaran yang dibagikan. Pertanyaan yang muncul adalah apakah yang
sebenarnya tersirat di balik riwayat si seniman yang tertera di atas
kertas tersebut.
Jarang sekali kita melihat
dibentangkannya riwayat pemusik saat pentas musik jenis lainnya. Lihat
saja pagelaran musik pop dan rock, jarang sekali riwayat si pemusik
ditampilkan atau pun dibagikan kepada khalayak penontonnya. Dan toh
walaupun demikian konser-konser mereka tetap dipadati penonton.
Banyak yang menganggap menuliskan riwayat
singkat adalah sebuah tradisi yang terus dijaga dalam sejarah musik
klasik ataupun sebuah penghormatan kepada figur-figur yang berjasa dan
bersinggungan dengan hidup si pemusik. Tapi nyatanya tanpa riwayat
singkat pun, toh, pergelaran musik dapat terus berjalan. Lantas apa
signifikansi menulis riwayat singkat dalam hampir setiap buku program?
Harus diakui bahwa musik klasik memiliki
sejarah yang begitu panjang, pemusiknya di jaman sekarang selalu
berusaha berhubungan dengan sebuah karya musik yang ditulis oleh orang
lain dari jaman yang terpisahkan puluhan bahkan ratusan tahun. Selain
sejarah yang panjang, musik jenis ini pun juga memiliki tradisi yang
begitu panjang yang terhubung dengan tokoh-tokoh ratusan tahun lalu.
Mungkin inilah yang menjadi alasan
mengapa pemusik klasik perlu menuliskan riwayat singkatnya. Kemungkinan
besar memang berupa kerinduan ataupun kebutuhan si musisi untuk
terhubung dengan sejarah dan tradisi yang panjang tersebut.
Tapi di sisi lain mungkin inilah inferiority complex
yang mewabah dalam beberapa genre musik. Karena akan membawakan
karya-karya yang tua dan mungkin tidak familiar, musisi sepertinya harus
menunjukkan bahwa ia pun cukup paham, layak dan pantas membawakan
musik-musik tersebut.
Membangun riwayat yang baik berarti juga
membangun sebuah legitimasi akan keabsahan buah pikiran si pemusik.
Dengan riwayat itu pula si pemusik berusaha memayungi dirinya dibawah
panji besar ‘Tradisi Musik’ adiluhung, sehingga eksplorasi yang
dilakukannya bisa dianggap benar dan otentik.
Mungkin itulah yang menjadi cermin besar
mengapa musisi klasik dan kadang musisi jazz merasa perlu untuk
menuliskan riwayat hidup mereka dalam sebuah buku acara.
Dan ini pulalah yang mungkin membedakan
musisi klasik dan jazz dari genre lainnya. Mereka ini terkait begitu
erat dengan tradisi yang begitu besar di belakang mereka, dan tentunya
beban mereka juga untuk menjaga dengan baik tradisi itu. Mungkin riwayat
singkat yang ditulis pada buku-buku acara ini jugalah yang meringankan
beban yang tertumpu di pundak mereka.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus